Fika's BLog

News,story,experience, information, knowledge, etc

KLORIN SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN AIR LAUT

Sebagian besar komponen air laut adalah garam-garam yang beraneka ragam. Jumlah masing-masing garam yang terkandung di dalam air laut berbeda-beda. Bahkan, komposisi garam antara air laut di daerah satu dengan daerah lainnya pun berbeda. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potassium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari biokarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida.

Sumber: Marine Chemistry (Horne, 1969) dan The open university, 1996

Komposisi Elemen Mayor di Laut

Komposisi kimia air laut telah diteliti oleh seorang ahli oseanografi yang sangat terkenal, W. Dittmar pada tahun 1873. Peneliti ini menggunakan contoh air laut sebanyak 77 contoh yang diambil dari beberapa perairan di Samudera Pasifik, Hindia, dan Atlantik melalui suatu ekspedisi yang dilakukan oleh H.M.S. Challenger. Ia mendeterminasi tentang garam-garam, sulfat, magnesium, kalsium, dan kalium (potassium) dan jenis kimia lainnya dalam takaran garam per kilogram (ppm).

Penelitian kandungan kimia yang ada di laut terus berlangsung sejak abad ke-18, dan hasil kajian terakhir yang diberitakan lewat buku yang dikeluarkan oleh The Open University dan buku Marine Chemistry, komposisi kimia yang terlarut di dalam air sebanyak 81 unsur. Tabel di atas menunjukkan delapan unsur yang terdapat paling banyak di lautan.

Kimia yang terkandung di air laut ada yang merupakan unsur utama (mayor) , unsur tambahan (minor), dan unsur yang langka (trace). Kimia unsur utama adalah zat kimia yang melekat langsung dengan salinitas. Komposisi air laut yang konstan tetap dipertahankan karena kebanyakan unsur utama menunjukkan sifat konservatif, yaitu konsentrasi di air laut tidak mengalami perubahan yang berarti akibat reaksi biologi dan kimia di laut. Namun, secara umum di dalam air laut terdapat sejumlah unsur yang dominan (bagian mayoritas) dan unsur pelengkap(bagian minoritas). Salah satu unsur dominan komponen penyusun air laut adalah Klorin.

Sebelum kita mempelajari lebih jauh mengenai klorin sebagai salah satu komponen penyusun air laut, kita kenali dulu sejarah, sifat-sifat unsur klorin ini.

Klorin

http://inspirehalogen.wordpress.com
  • Sejarah

Ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klorin ditemukan di alam dalam keadaan berkombinasi dengan gas Cl, senyawa dan mineral seperti Karnalit dan silvit.


  • Sifat-sifat

Gas klorin berwarna kuning-kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klorin dapat mengganggu pernapasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cairnya dapat membakar kulit. Klorin tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam) dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC, satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klorin, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume.

  • Penanganan

Klorin mengiritasi sistem pernapasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. Kenyataannya, klorin digunakan sebagai senjata kimia pada perang gas di tahun 1915. Terpapar dengan klorin tidak boleh melebihi 0.5 ppm selama 8 jam kerja sehari-40 jam per minggu.

  • Kegunaan

Klorin digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klorin digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun sudah terklorinasi.

Klorin juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.

Kebanyakan klorin diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klorin digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.

Kimia organik sangat membutuhkan klorin, baik sebagai zat oksidator maupun sebagai subtitusi, karena banyak sifat yang sesuai dengan yang diharapkan dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk karet sintetis.

http://inspirehalogen.wordpress.com


Klorin di Laut

Komposisi kimia di laut dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan bahan organik, Bahan organik maupun anorganik yang masuk ke dalam perairan laut akan terlarut di air mengalami proses penguraian membentuk larutan padat dan gas. Komposisi kimia di perairan laut sangat kompleks bahkan saling berinteraksi sehingga untuk melakukan determinasi bahan kimia dari alam yang terlarut sangat sulit karena:

  • Beberapa kelarutan substansi termasuk ion klorida (Cl) dan natrium (Na) merupakan konsentrasi tertinggi, sementara beberapa logam kecil sulit terdeteksi di air laut.
  • Dua jenis kimia yaitu natrium dan potasium (K) sangat ulit dideterminasi secara akurat.
  • Kenyataan bahwa beberapa suspensi gas berikatan dengan fosfat, arsenik, kalsium, stronsium, klorida, bromida, dan iodium.
Karena kombinasi elemen yang diterminasi ada dalam bentuk bersamaan tetapi hasil analisanya ha ya terdeteksi satu komponen, seperti kalsium dan stronsium dikalkulasi sebagai “kalsium (Ca)”, demikian juga unsur klorida, bromide, dan iodium dikalkulasi sebagai “klorida” (Rompas, Rumampuk, Rompas, 2009 dalam Oseanografi Kimia)

Halogen pada perairan terdapat dalam bentuk ion monovalen, misalnya ion flourida (F-), ion klorida (Cl-), bromin (Br-), dan ion iodide (I-). Unsur-unsur halogen biasanya ditemukan di perairan laut. Unsur klor dalam air laut dijumpai dalam bentuk ion klorida. Ion klorida adalah salah satu anion organik utama yang ditemukan di perairan alami. Ion klorida ditemukan dalam jumlah besar, sedangkan ion halogen lainnya ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit. Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), Kalium klorida (KCl), dan Kalsium klorida (CaCl2). Garam halida yang paling banyak adalah NaCl. Klorida membentuk kebanyakan garam zat terlarut dalam lautan bumi, kira-kira 1.9% komposisi air laut adalah ion klorida. Larutan klorida dengan kepekatan lebih tinggi dijumpai di Laut Mati dan longgokan air garam bawah tanah.

Kadar klorida bervariasi menurut iklim. Pada perairan yang di wilayah yang beriklim basah (humid), kadar klorida biasanya kurang dari 10 mg/liter; sedangkan pada perairan di wilayah semi-arid dan arid (kering), kadar klorida mencapai ratusan mg/liter. Keberadaan klorida pada perairan alami berkisar antara 2-20 mg/liter. Kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan air menjad asin (Rump dan Krist, 1992). Air laut mengandung klorida sekitar 19.300 mg/liter (McNeely et al., 1979).

Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas air. Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan yang terbuat dari logam.

Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh itu klorida biasanya ditemui secara berlimpah di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Mineral klorida biasa termasuklah halit (natrium klorida), sylvite (kalium klorida), dam karnalit (kalium magnesium klorida heksahidrat).

Hakekatnya kandungan ion klorin dan beberapa ion yang kandungannya sedikit seperti bromida dan iodium diterah sebagai klorinitas. Kloronitas adalah jumlah total dari klorin, bromide, dan Iodim dalam gram yang ada dalam satu kilogram air laut, dengan asumsi bromide dan yodium ada dalam bentuk klorida (Cl).

Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dlam pengaturan tekanan osmotik sel. Klorin sering digunakan sebagai disinfektan untuk menghilangkan mikroorganisme yang idak dibutuhkan, terutama bagi air yang diperuntukkan bagi kepentingan domestic. Beberapa alas an yang menyebabkan klorin sering digunakan sebagai disinfektan adalah sebagai berikut (Tebbut, 1992).

  • Dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan, dan bubuk (powder)
  • Relatif murah
  • Memiliki daya larut yang tinggi serta dapat larut pada kadar yang tinggi (7.000 mg/liter).
  • Residu klorin dalam bentuk larutan tidak berbahaya bagi manusia, jika terdapat dalam kadar yang tidak berlebihan.
  • Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme, dengan cara menghambat aktivitas metabolisme mikroorganisme tersebut.

Sumber:

Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 1984. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Penerbit UI-Press.

Rompas, Rizald Max; Natalie DC Rumampuk dan Julius Robert Rompas. 2009. Oseanografi Kimia. Jakarta: Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Supangat, Agus dan Susanna. Pengantar Osenografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan

http://inspirehalogen.wordpress.com/category/uncategorized/page/2/

http://masterkimiaindonesia.com/materi-sma/halogen-neni/



My Profile

Foto saya
Mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran angkatan 3 :)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Twitter

Comments

Total Pageviews