ENERGI
Energi diperlukan untuk melakukan kerja. Dengan kata lain tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Berjalan kaki, membangun rumah, dan menimba air adalah contoh kerja. Ketika ada bagian tubuh yang luka dan sel yang mati. Maka, tubuh yang luka harus disembuhkan dan sel yag mati diganti dengan sel yang baru. Penyembuhan luka dan penggantian sel merupakan pemeliharaan tubuh yang harus dilakukan secara terus menerus. Pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh juga merupakan kerja. Karena itu untuk dapat hidup kita harus mendapatkan energi dengan terus-menerus.
Energi tidak dapat kita lihat. Yang terlihat ialah efek energi tersebut. Misalnya, kita menggunakan energi untuk mendorong sebuah benda. Energi yang terpakai tidak Nampak. Yang Nampak ialah benda itu telah berpindah tempat. Dalam kehidupan kita, kita menggunakan tiga jenis energi yang berasal dari matahari, panas bumi, dan energi nuklir. Yang berasal dari energi nuklir yang berasal dari reaksi nuklir dalam reaktor atom. Hingga sekarang energi yang terbanyak yang kita pakai ialah energi matahari, terutama yang ditambatoleh tumbuhan hijau. Penambatan energi matahari itu terjadi dalam proses fotosintesis.
Dalam proses ini energi matahari diubah menjadi energi kimia yang tersimpan dalam molekul glukosa. Seperti telah diuraikan di muka molekul gula itu terbentuk dalam proses fotosintesis dari air dan gas CO2 yang terdapat dalam udara. Gula selanjutnya diubah menjadi pati yang tersimpan dalam tubuh dan digunakan sebagai bahan untuk membentuk tubuh tumbuhan, misalnya akar, batang, dan daun.
Energi yang terkandung dalam tubuh tumbuhan itu menjadi sumber energi makhluk hidup lain. Makanan yang kita makan mengalami”pembakaran” dalam tubuh kita. Pembakaran ini tidak menggunakan api, melainkan melalui reaksi kimia tertentu dalam tubuh yang merupakan bagian dari metaboisme. Dalam metabolism itu, energi dalam makanan diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan untuk melakukan erja, seperti gerak otot. Karena metabolisme itu terjadi di dalam tubuh kita.
Angin sebenarnya juga mengandung energi. Energi angin itu dapat digunakan untuk menggerakkan perahu layar dan kicir angin. Kincir angin dapat dipakai untuk memutar mesin atau membangkitkan listrik. Terjadinya angin ialah oleh perbedaan suhu di dua tempat karena perbedaan penyinaran oleh matahari atau perbedaan penyerapan sinar matahari. Angin mengalir dari tempat yang dingin ke tempat yang panas, yaitu dari Australia ke daratan Asia. Demikian pula pada siang hari suhu permukaan daratan lebih tinggi dari suhu permukaan laut, karena daratan lebih mudah dipanaskan oleh matahari daripada air. Pada siang hari angin bergerak dari laut ke daratan. Jadi angin sebenarnya berasal dari energi matahari.
Air yang mengalir dari sungai mengandung energi. Jika sungai dibendung, energi aliran air itu dapat digunaka untuk memutar generator untuk membangkitkan listrik. Air yang mengalir di sungai semula berasal dari laut. Air laut menguap karena penyinaran oleh matahari. Uap terhembus oleh angin ke daratan dan terbentuk awan waktu angin naik karena adanya gunung. Awan berubah menjadi hujan dan sebagian air hujan mengalir di sungai. Jadi, energi dalam air sungai juga berasal dari matahari.
HABITAT
Tempat hidup semua makhluk hidup disebut habitat. Misalnya, habitat ikan emas ialah perairan tawar dan habitat ikan hiu ialah perairan asin di laut. Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan hidup makhluk yang menghuninya. Batas bawah persyaratan hidup disebut titik minimum dan batas atas disebut dengan titik maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat titik optimum. Ketiga titik itu, yaitu minimum, maksimum, dan optimum disebut titik cardinal.
Apabila sifat habitat berubah sampai di luar titik maksimum atau minimum, makhluk itu akan mati atau harus pindah ke tempat lain. Apabila perubahannya lambat, misalnya terjadi pada beberapa generasi, makhluk itu umumnya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru di luar batas semula. Melalui proses tersebut sebenarnya telah terjadi makhluk yang mempunyai sifat yang lain, yang disebut ras baru, bahkan dapat terjadi jenis baru.
Habitat makhluk dapat lebih dari satu. Misalnya, ikan salem, yang terkenal di Eropa dan Amerika Utara, waktu dewasa mempunyai habitat di laut. Waktu akan bertelur ikan itu berenang ke sungai sampai ke hulu. Di daerah hulu ikan bertelur. Anak ikan untuk beberapa tahun tinggal di sungai. Kemudian kembali ke laut untuk menjadi dewasa sampai saatnya ikan akan bertelur.
RELUNG
Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris. Di dalam habitatnya makhluk hidup mempunyai cara tertentu untuk hidup. Burung yang hidup di sawah ada yang memakan serangga, ada yang memakan buah padi, ada pula yang memakan katak dan ikan. Cara hidup itu disebut relung. Relung itu ada yang bersifat umum adapula yang bersifat khas. Makhluk yang mempunyai relung yang umum disebut generalis.
Relung dapat diartikan sebagi profesi makhluk hidup dalam habitatnya. Profesi menunjukkan fungsi makhluk hidup di dalam habitatnya. Habitat itu dapatlah disebut alamat makhluk. Berjenis makhluk dapat hidup bersama dalam satu habitat. Akan tetapi apabila dua jenis makhluk mempunyai relung yang sama, akan terjadi persaingan.
Niche atau nicia atau ecological niche, tidak hanya meliputi ruang/tempat yang ditinggali organisme, tetapi juga peranannya dalam komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan: temperatur, kelembaban, pH ,tanah dan kondisi lain. Tidak hanya tergantung dimana organism tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organism termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain.
ADAPTASI
Makhluk hidup dalam batas tertentu mempunyai kelenturan. Kelenturan ini memungkinkan makhluk itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyeuaian itu secara umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi, maka suatu jenis dapat menempati habitat yang beraneka ragam. Adaptasi dapat terjadi dengan beberapa cara. Adaptasi dapat melalui proses fisiologi. Misalnya, moluska bivalvia biasanya merupakan osmoregulator yang buruk dan tanggap terhadap penurunan salinitas yang drastis dengan menutup diri di dalam cangkangnya untuk menghindari pengenceran cairan tubunya yang berlebihan dengan air. Adaptasi dominan yang diperlukan untuk kelangsungan kehidupan estuaria adalah adaptasi yang berhubungan dengan mempertahankan kesimbangan ion cairan tubuh menghadapi fluktuasi salinitas eksternal. Adaptasi yang yang lain adalah adaptasi morfologi, yaitu adaptasi bentuk tubuh. Misalnya, ukuran badan organisme estuaria yang umumnya lebih kecil daripada kerabatnya yang sepenuhnya hidup di laut dan berkurangnya jumlah ruas tulang punggung di antara ikan-ikan. Organism estuaria yang mendiami lumpur seringkali mempunyai rumbai-rumbai halus dari rambut atau setae, yang menjaga jalan masuk ke ruangan pernafasn agar permukaan pernafasan tidak tersumbat oleh partikel lumpur. Situasi ini umum bagi kepiting estuaria dan banyak moluska bivalvia.
Adaptasi pada ikan laut dalam salah satunya adalah mata berbentuk pipa (tubular) dari genus Argyropelecus. Beberapa family ikan memiliki mata berbentuk pipa sehingga bentuk ikan-ikan ini amat aneh. Mata ikan berbentuk silinder pendek berwarna hitam dengan sebuah lensa tembus cahaya berbentuk setengah lingkaran di puncak silinder. Tiap mata mempunyai dua retina, yang satu di pangkal silinder dan yang satunya lagi di dinding silinder. Retina di pangkal silinder berfungsi untuk melihat objek-objek yang jauh.
Materi mengenai Evolusi, Suksesi, dan Faktor Pembatas dapat dilihat pada link di bawah ini
http://diwicintalaut.blogspot.com/2011/04/ekologi-laut-tropis.html
SUMBER
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan
Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia
0 komentar:
Posting Komentar